Minggu, 31 Januari 2016
Wiro Sableng #141 : Kematian Kedua
Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
Karya: Bastian Tito
Episode : 113 LORONG KEMATIAN
DENGAN mengubah diri menjadi asap, Bunga si gadis alam roh, berhasil menyelinap masuk ke dalam bukit batu markas barisan manusia pocong lewat sebuah celah sehalus rambut. Suara genta mendadak menggema mengguncang seantero tempat. Menyadari bahwa kemunculannya telah diketahui penghuni 113 Lorong Kematian, dia harus bertindak cepat. Bau setanggi mendadak memenuhi ruangan. Lalu satu suara halus mengiang di telinga Bunga.
"Roh dari alam gaib. Kau datang membawa bencana. Terima kematianmu sebelum kau menimbulkan malapetaka!"
Bunga tidak tinggal diam. Dia segera menyahuti suara yang datang dari jauh itu.
"Bencana ada dalam hatimu. Malapetaka ada dalam benakmu! Aku datang membawa kebaikan.
Aku akan bertindak sebagai juru nikahmu. Untuk melepas kau agar bisa kembali bebas ke alam asal.
Dunia bukan tempat tinggalmu. Di dalam lorong ada manusia jahat memperalat dirimu!"
"Ahai! Pandai sekali kau mengeluarkan ucapan.
Hanya perintah Yang Mulia Ketua yang harus dilaksanakan! Hanya Yang Mulia Ketua seorang yang wajib dicintai! Aku mau lihat apakah kau masih bisa berkata-kata sesudah aku menjatuhkan kematian kedua padamu!"
Bunga terkesiap mendengar ucapan dari kejauhan itu. Bukan perihal kematian kedua atas diriny
... baca selengkapnya di Wiro Sableng #141 : Kematian Kedua Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu
Minggu, 10 Januari 2016
PUTUS ASA
02 Januari 2008 – 16:46 (Diposting oleh: Editor)
Di sebuah situs internet diungkapkan kisah fiksi tentang seorang tentara bernama kopral Yono. Saat itu sekitar jam tujuh malam, ia duduk melamun. Pandangannya kosong, sembari tangannya mengaduk es teh. Salah seorang temannya, sebut saja Ricky, tiba-tiba menyambar minuman yang sedang ia aduk. Tanpa basa-basi, Ricky langsung menenggak isi gelas itu sampai tak tersisa sedikit pun.
Sebenarnya Ricky hanya bermaksud bercanda. Bukannya marah atau tersenyum, tetapi Yono justru menangis meraung-raung sambil beruraian air mata. Kontan reaksi Yono membuat Ricky panik. “Kamu nih cengeng banget sih? Katanya kamu tentara? Masa sih gara-gara es teh, kamu nangis keras begitu,” komentar Ricky di antara perasaan kesal dan bingung.
“Kenapa seharian ini hidupku kok apes terus?” rintih kopral Yono sambil terus menangis.
“Kamu kenapa? Ceritakan saja, siapa tahu aku bisa menolongmu,” kata Ricky penuh empati pada karibnya itu.
“Tadi pagi aku dipecat, gara-gara teledor menghilangkan senjata komandan,” kata Yono diselingi isak tangis.
“Ah gitu aja dipikir. Body-mu kan tinggi besar kuat perkasa. Kamu pasti masih laku jadi pengawal pribadi atau minimal jadi preman pasar,” ujar Ricky berusaha membesarkan hati sahabatnya.
“Itu sih belum seberapa. Tadi pagi habis dipecat, aku langsung pulang ke rumah. Tapi pas aku masuk kam
... baca selengkapnya di PUTUS ASA Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu